Konsep Perkembangan Individu


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan masyarakat kontemporer yang ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam berbagai dimensi kehidupan individu, psikologi perkembangan semakin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat.Masyarakat semakin menyadari betapa individu yang hidup pada era modern sekarang ini berada pada masa-masa yang sulit.Menghadapi individu yang berada dalam masa-masa sulit demikian, jelas membutuhkan pemahaman tentang psikologi perkembangan.
Oleh karena itu penulis akan mencoba membahas lebih dalam lagi mengenai konsep perkembangan individu.

B.     Tujuan
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini:
1.      Sebagai acuan dalam proses belajar mengajar.
2.      Untuk memenuhi pembuatan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
3.      Sebagai penambahan wawasan bagi penulis dan pembaca.

C.    Rumusan Masalah
1.      Apa itu Konsep perkembangan individu?
2.      Apa saja ciri-ciri perkembangan?
3.      Bagaimana proses perkembangan dan hal-hal yang mendasari pertumbuhan dan perkembangan?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Perkembangan Individu
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan individu, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung didalamnya, diantaranya adalah:
a.       Perkembangan (development)
Secara sederhana Seifert & Hoffnung (dalam Desmita 2009:4) mendefinisikan perkembangan sebagai “long-term changes in a person’s growth, feelings., patterns of thinking, social relationship and motor skills.”
Menurut Reni Akbar Hawadi (dalam Desmita 2009:4), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.
F.J. Monks, dkk., (dalam Desmita 2009:4) perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat di ulang kembali. Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.”
Santrock (dalam Desmita 2009:4), menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut: “Development is the pattern of change that begins at conception and continues throught the life span. Most development involves growth, altought it includes decay (as in death and dying). The pattern of movement is complex because it is product of several procces  - biological, cognitive and socioemotional.
Kesimpulan umum yang dapat di tarik dari beberapa definisi diatas adalah bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi.Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maj, mulai dari masa pertumbuhan dan berakhir dengan kematian.
Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Selama masa kanak-kanak sampai menginjak remaja misalnya, ia mengalami perkembangan dalam struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani sebagai ciri-ciri dalam memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya, perubahan-perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti, meskipun perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay).
b.      Pertumbuhan (growth)
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan.Pertumbuhan (growth) sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis.C.P Chaplin (dalam Desmita 2009:5) mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan.Menurut A.E Sinolungan (dalam Desmita 2009:5) pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif.Sedangkan Ahmad Thonthowi (dalam Desmita 2009:5)mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size)sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication)sel-sel.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru dan sebagainya.Dengan demikian, tidak tepat jika dikatakan pertumbuhan ingatan, pertumbuhan berpikir, pertumbuhan kecerdasan dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perubahan fungsi rohaniah.Demikian juga tidak tepat kalau dikatakan pertumbuhan kemampuan berjalan, pertumbuhan menulis, pertumbuhan penginderaan dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah.
Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia. Ini berarti pertumbuhan fisik ada puncaknya. Sesudah masa tertentu, fisik mulai mengalami kemunduran dan berakhir pada keruntuhan dihari tua, dimana kekuatan dan kesehatannya berkurang, pancaindera menjadi lemah atau lumpuh sama sekali. Berbeda halnya dengan perkembangan aspek mental atau psikis yang relatif berkelanjutan, sepanjang individu yang bersangkutan memeliharanya.
Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya.Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.Perkembangan rohani tidak terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai pada puncak pertumbuhannya.
c.       Kematangan (maturation)
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani yang disebutkan diatas, sebenarnya merupakan satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Laju perkembangan rohani dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jasmani, demikian sebaliknya.Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkan suatu “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun kematangan mental.
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa Inggris disebut maturation, sering dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang.Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi, yang menunjuk pada keranuman atau kematangan.Kemudian istilah ini diambil untuk digunakan dalam perkembangan individu karena dipandang terdapat kesesuaian.
Davidoff (dalam Desmita 2009:7) menggunakan istilah kematangan (maturation) untuk menunjuk pada munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat tergantung pada gen, karena pada saat terjadinya pembuahan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan makhluk tersebut dikemudian hari. Banyak dari potensi-potensi tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan dikemudian hari.
Jadi, kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu.Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan, karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
Kematangan mula-mula merupakan hasil dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut dengan kematangan biologis.Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis yang meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan dan lain-lain, serta kematangan pada aspek psikis ini diperlukan adanya latihan-latihan tertentu. Misalnya, seorang anak yang baru berusia lima tahun dianggap masih belum matang untuk menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak, karena itu anak yang bersangkutan belum bisa diberikan matematika dan angka-angka. Pada usia sekitar empat bulan, seorang anak belum matang didudukkan, karena berdasarkan penelitian bahwa kemampuan leher dan kepalanya belum mampu untuk tegak. Usaha pemaksaan terhadap kecepatan tibanya masa kematangan yang terlalu awal akan mengakibatkan kerusakan atau kegagalan dalam perkembangan tingkah laku individu yang bersangkutan.
d.      Perubahan (change)
Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi diri atau yang biasa disebut “aktualisasi diri” merupakan faktor yang sangat penting.Tujuan ini dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang di inginkan baik secara fisik maupun psikis.
Bagaimana manusia mengungkapkan dorongan ini, sangat tergantung pada kemampuan-kemampuan bawaan dan latihan yang diperoleh, tidak hanya selama masa anak-anak tetapi juga saat usianya meningkat dan sampai pada saat ia menjumpai tekanan-tekanan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan harapan-harapan masyarakat.
Realisasi diri memainkan peranan penting dalam kesehatan jiwa seseorang. Orang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi dan sosial, akan mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat dan keinginannya dengan cara-cara yang memuaskan dirinya. Tetapi pada saat yang sama, ia harus menyesuaikannya dengan standar-standar yang diakui bersama. Kurangnya kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, akan menimbulkan kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang lain dan terhadap kehidupan pada umumnya.
Secara garis besarnya perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi kedalam empat bentuk, yaitu:
1)      Perubahan Dalam Ukuran Besar
Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental seseorang. Setiap tahun seorang anak tumbuh menjadi dewasa, tinggi dan berat badannya bertambah, kecuali jika keadaan yang tidak normal mempengaruhinya, maka akan terjadi berbagai penyimpangan dalam pertumbuhannya.
Perkembangan mentalpun akan menunjukkan kemajuan yang sama, seperti terlihat pada semakin meningkat dan bertambahnya perbendaharaan kosa kata setiap tahunnya, kemampuannya dalam berpikir, mengingat, mengecap dan menggunakan sesuatu yang berlangsung selama masa perkembangannya dari tahun ke tahun.
2)      Perubahan-perubahan Dalam Proporsi
Pertumbuhan fisik tidaklah terbatas pada perubahan-perubahan ukuran, tetapi juga pada proporsi.Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, melainkan keseluruhan tubuhnya menunjukkan proporsi-proporsi yang berbeda dengan orang dewasa.Hal ini terbukti apabila tubuh seorang bayi dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia pubertas, baru proporsi-proporsi tubuhnya mulai menyerupai orang dewasa.
Perubahan-perubahan proporsi juga tampak dalam perkembangan mental.Pada anak-anak imajinasinya sangat bercorak atau diwarnai fantastik, sangat jauh dari kenyataan.Secara berangsur-angsur dan bertahap, unsur-unsur fantastik itu mulai menjurus ke arah yang lebih realistik.Perubahan-perubahan juga terjadi pada minat-minat dalam diri anak.Mula-mula minat itu tertuju pada dirinya sendiri dan kepada mainannya. Secara berangsur-angsur minat anak itu mulai beralih ke anak lain atau teman-temannya serta kepada aktivitas kelompok anak usia sebayanya. Kemudian dalam usia ondolesen, minat dan perhatiannya mulai tertuju kepada anggota kelompok anak remaja yang berlainan jenis, kepada pakaian dan sebagainya.
3)      Hilangnya Bentuk atau Ciri-ciri Lama
Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya bentuk ciri-ciri tertentu.Diantaranya ciri-ciri fisik, terlihat secara berangsur hilangnya kelenjar kanak-kanak (thymulus gland) yang terletak dileher, kelenjar pineal pada otak, reflek-reflek tertentu, rambut, gigi dengan hilangnya gigi anak-anak.Sementara itu, ciri-ciri mental diantaranya terlihat dalam perkembangan bicaranya, impuls-impuls gerakan kekanak-kanakan sebelum berpikir, bentuk-bentuk gerakan bayi, seperti merangkak, merambat, perkembangan penglihatannya, terutama yang berkaitan dengan rasa dan bau atau penciuman.
4)      Timbul atau Lahirnya Bentuk atau Ciri-ciri Baru
Dengan menghilangnya bentuk dan ciri-ciri lama yang tidak berguna lagi, maka timbullah ciri-ciri dan bentuk perubahan-perubahan fisik dan mental yang baru. Beberapa perubahan itu terjadi antara lain melalui belajar. Tetapi kebanyakan dari perubahan itu merupakan hasil proses kematangan yang pada saat lahir belum sepenuhnya berkembang.
Diantara ciri dan bentuk pertumbuhan fisik yang sangat penting adalah tumbuhnya gigi pertama dan kedua yang terlihat jelas pada masa kanak-kanak memasuki masa remaja.Sedangkan ciri dan bentuk perkembangan mental ialah tumbuhnya rasa ingin, khususnya yang berkenaan dengan masalah-masalah seks, desakan / dorongan seks, pengetahuan dan nilai-nilai moral, keyakinan/kepercayaan agama, bentuk-bentuk bahasa yang bebeda.

B.     Ciri-ciri Perkembangan
Perkembangan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Terjadinya perubahan dalam:
a)      Aspek Fisik
Perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya.
b)      Aspek Psikis
Semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatifnya.
b.      Terjadinya Perubahan dalam Proporsi:
a)      Aspek Fisik
Proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja.
b)      Aspek Psikis
Perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (kelompok teman sebaya).
c.       Lenyapnya Tanda-tanda yang Lama
a)      Tanda-tanda Fisik
Lenyapnya kelenjar-kelenjar Thymus yang terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan gigi susu.
b)      Tanda-tanda Psikis
Lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik kanak-kanak (seperti merangkak) dan perilaku implusif.
d.      Diperolehnya Tanda-tanda yang Baru
a)      Tanda-tanda Fisik
Pergantian gigi dan karakteristik seks pada usia remaja. Baik primer maupun sekunder.
b)      Tanda-tanda Psikis
Seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.

C.    Proses Perkembangan
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik:
a.       Masa Perkembangan yang Cepat
Pada anak terjadi pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami spesies lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat dari pada tahun-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan bahasa, kemampuan mengingat, serta berbagai fungsi lainnya.
b.      Pengaruh yang Lama
Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal memberikan pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa-masa berikutnya. Kebanyakan ahli teori psikologi berpendapat bahwa apa yang terjadi hari ini sangat banyak ditentukan oleh perkembangan ketika masa kanak-kanak.
c.       Proses yang Kompleks
Para peneliti yang mencoba memahami perilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang dipergunakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana menggunakannya adalah sulit. Suatu pendekatan terhadap masalah ini adalah dengan mempelajari proses kemampuan berbahasa. Ketika anak belajar membentuk kalimat yang terdiri atas satu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama tersebut para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme cara berbicara  anak yang sederhana sampai dewasa yang lebih kompleks.
d.      Nilai yang di Terapkan
Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya daalam laboratorium dan seringkali mengkaji pertanyaan-pertanyaan teoritis berdasarkan hasil penelitiannya.Produk penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata. Misalnya penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan berkaitan dengan orang tua dan perannya dalam kehidupannya sehar-hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi berharga mengenai metode mengajar yang baik. Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi pola pendidikan atau pengajaran.
e.       Masalah yang Menarik
Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik untuk dikaji.Kemudahan anak umur dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal dari karakteristik anak yang sedang berkembang.Misalnya banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak yang merupakan misteri dan menarik.Dalam hal ini ilmu pengetahuan lebih banyak menjumpai pertanyaan-pertanyaan dari pada jawabannya.
Sejak awal awal tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang dipengaruhi faktor geneti? Menurut Santrock (dalam Mulyani Sumantri 2011:1.6) banyak aspek yang dipengaruhi faktor genetik.Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik).
1)      Kecerdasan
Arthur Jensen (dalam Mulyani Sumantri 2011:1.6) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan (duturunkan).Ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, diantaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins).Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternal twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya 82. Dua saudara sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya 50.
Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen.Salah seorang diantaranya mengkritik tentang definisi kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ yang di ukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu memecahkan masalah sehari-hari, penyesuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen.Kritik kedua menyatakan bahwa kebanyakan penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal.Karena itu tidaklah mengherankan studi tentang genetik menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh lemah terhadap kecerdasan.
Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 persen.Kecerdasan memang dipengaruhi oleh keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa pengaruh itu berkisar sekitar 50 persen.
2)      Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku karakterisktik individu dalam merespon. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi.Sebagian besar bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespon orang lain dengan hangat, sebagian lagi pasif dan acuh tak acuh. Gaya-gaya perilaku tersebut menunjukkan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (dalam Mulyani Sumantri 2011:1.7) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
3)      Interaksi Keturunan, Lingkungan, dan Perkembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Bila seorang gadis cantik dan cerdas terpilih menjadi ketua OSIS, apakah kita akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu hanya karena lingkungan atau hanya karena keturunannya? Tentu saja karena keduanya.Karena pengaruh lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya terdapat interaksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan secara individual dengan variasi yang kecil pada kepribadian dan minat. Salah satu alas an terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu mendorong anak mencapai tingkat tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak kerah minat dan kepribadian yang sama. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan diatas rata-rata.
Apakah yang harus diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan lingkungan dalam perkembangan?Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yagn belangsung normal.Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 125?Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik.Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap siklus kehidupan. Contoh lain pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehatan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan, perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi atau lebih baik.Ada beberapa perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan.Pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedangkan perkembangan dengan aspek-aspek psikis dan rohaniah.Pertumbuhan menunjukkan perubahan atau penambahan secara kuantitas, sedangkan perkembangan berkenaan dengan peningkatan kualitas.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur, sedang perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.

B.     Saran
Didalam penulisan makalah ini kami menyadari belum sempurna dan lengkap menjelaskan tentang Konsep Perkembangan Individual, untuk itu diharapkan kepada setiap orang yang membaca makalah ini untuk mencari dari sumber-sumber/ media yang lain.


DAFTAR PUSTAKA


Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf LN, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syaodih Nana Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumantri, Mulyani. 2011. Materi Pokok Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Universitas Terbuka.

 

0 Response to "Konsep Perkembangan Individu"

Post a Comment