MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME

MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat Pendidikan
Prodi Tarbiyah PAI A.1 Semester 5
Dosen Pengampu: Fathur Rohman, M.Pd.I.




Disusun oleh kelompok 3 :
Ahmad Hilmy Zakaria   (213006)
Ana Fuadah           (213016)
Faradila Ajlih                      (213044)




FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
(UNISNU) JEPARA
2015
 KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Allah SWT atas segala Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga tersusun makalah yang sederhana ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW semoga kita semua termasuk umat yang kelak akan mendapatkan syafa’atul udzmah-Nya.
Makalah yang berjudul “Filsafat Pendidikan Idealisme” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Filsafat Pendidikan, serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.
            Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha dengan segenap kemampuan tetapi kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Karena terbatasnya pengetahuan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca meskipun jauh dari kesempurnaan.


Jepara, 12 Oktober  2015



                                                                                             Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme 2
Prinsip-Prinsip Aliran Filosofis Idealisme.. 5
Implikasi Aliran Idealisme Terhadap Pendidikan 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 9
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
 BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Idealisme menganggap, bahwa yang konkret hanyalah bayang-bayang, yang terdapat dalam akal pikiran manusia. Kaum idealisme sering menyebutnya dengan ide atau gagasan.
Dalam konteks pendidikan, paham ini mencita-citakan pemikiran atau ide tertinggi. Di ranah pendidikan dasar, akan didominasi oleh konsep-konsep dan pengertian-pengertian secara devinitif tentang segala sesuatu. Tetapi, menurut psikologi perkembangan peserta didik terdapat tahap-tahap perkembangan pemikiran siswa.
Metode yang digunakan oleh aliran idealisme adalah metode dialektik, syarat dengan pemikiran, perenungan, dialog, dll. Dan akan menjadikan suasana proses belajar mengajar menjadi aktif (active learning).
 Kurikulum yang digunakan dalam aliran idealisme adalah pengembangan kemampuan berpikir, dan penyiapan keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis.
Idealisme merupakan suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran manusia. Sehingga sesuatu itu bisa terwujud atas dasar pemikiran manusia. Dalam pendidikan, idealisme merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar demi kemajuan pendidikan. Hal tersebut bisa dilihat pada metode dan kurikulum yang digunakan. Idealisme mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga menjadikan peserta didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.  Dalam makalah ini, penyusun akan mencoba menguraikan lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan aliran filsafat idealisme.

Rumusan Masalah
Apa aliran filsafat pendidikan idealisme itu?
Apa prinsip-prinsip filosofis aliran idealisme?
Bagaimana implikasi aliran idealisme terhadap pendidikan?
Tujuan penulisan
Untuk mengetahui apa itu aliran filsafat pendidikan idealisme.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip filosofis aliran idealisme.
Untuk mengetahui implikasi aliran idealisme terhadap pendidikan BAB II
PEMBAHASAN

Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme
Idealisme merupakan sistem filsafat yang telah dikembangkan oleh para filsuf di Barat maupun di Timur. Di Timur, idealisme berasal dari India Kuno, dan di Barat idealisme berasal dari Plato, yaitu filsuf Yunani yang hidup pada tahun 427-347 sebelum Masehi. Dalam pengertian filsafat idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu:
Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling penting dalam hidup.
Hakikat akhir alam semesta pada dasarnya adalah nonmaterial.
Filsafat idealisme secara umum disebut sebagai filsafat abad 19. namun sebenarnya konsep-konsep idealisme sudah ada sejak abad 4 masehi, yaitu dalam ajaran Plato. Plato memercayai bahwa segala sesuatu yang dapat diinderai adalah kenampakan semata. Realitas yang sesungguhnya adalah ide-ide, atau bentuk-bentuk asal dari kenampakan itu. Ide-ide itu merupakan dunia “universal abadi” yang tidak berubah. Apa yang nampak hanyalah refleksi atau bayangan dari konsep-konsep yang ada dalam dunia “universal abadi,” maka selalu berubah. Pandangan ini dimulai dari perenungan akan nilai-nilai dari kenampakan yang ada di dunia ini. Plato menyimpulkan bahwa ada nilai dibalik kenampakkan itu, maka tentu yang memberi nilai jauh lebih penting dari pada kenampakkan itu sendiri. Dan ternyata yang memberi nilai atas kenampakkan itu adalah sesuatu yang metafisik, yang tidak nampak, tetapi terus eksis, yaitu ide-ide.
Pada abad 19 pandangan ini kembali mendapat tempat dalam percaturan pemikiran. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh adalah Hegel. Hegel mengatakan bahwa realitas yang sesungguhnya adalah Jiwa. Jiwa itulah inti dari keberadaan dunia ini. Jiwa mengambil bentuk objektif tertentu sehingga dapat di inderai dengan perantaraan dialektika. Sejarah, alam, pikiran manusia ini adalah refleksi dari Jiwa. Ini berarti Hegel berada pada posisi Idealisme Subjektif/absolut. Disamping idealisme absolut terdapat idealisme objektif. Idealisme objektif menganggap bahwa realitas yang sesungguhnya adalah ide-ide atau gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran manusia. Pikiran manusia menjadi penentu sebuah kebenaran. Segala sesuatu yang dapat di dinderai ini pada dasarnya hanyalah persepsi atau sensasi fisik saja, karena indera tidak mampu secara lengkap mampu memahami seluruh realitas.
Jadi secara umum idealisme adalah pandangan yang menganggap hal yang terpenting adalah dunia ide-ide, sebab realitas yang sesungguhnya adalah dunia ide-ide tersebut. Ide-ide tersebut bisa berupa pikiran-pikiran manusia rasional, bisa juga berupa gagasan-gagasan kesempurnaan, seperti Tuhan, dan Moral tertinggi. Apa yang bisa diindera ini hanyalah bayangan atau imitasi dari ide-ide itu. Oleh karena itu dunia yang dapat di indera ini bersifat tidak tetap. Beranjak dari hal tersebut di atas, maka sejarah, alam, pikiran manusia itu bisa menjadi bernilai atau memiliki makna oleh karena adanya ide dibalik kenampakan. Pada awalnya gereja abad 19 menyambut dengan gembira konsep idealisme ini, karena bagi mereka konsep ini memberikan jawaban rasional atas kritikan materialisme dan sekulerisme. Cara untuk bisa mengetahui kebenaran ini menurut filsuf idealisme adalah intuisi, pernyataan atau wahyu, dan rasio. Hal ini berarti menunjukkan bahwa kritikan beberapa tokoh materialisme yang mengatakan bahwa idealisme pada hakikatnya mengorbankan rasio, atau tidak masuk akal, tidak berdasar.
Menurut Plato, seorang filosof idealisme klasik ( Yunani Purba ), menyatakan bahwa realitas terakhir adalah dunia cita. Hakikat manusia adalah jiwanya, rohaninya, yakni apa yang disebut “mind”. Mind merupakan suatu wujud yang mampu menyadari dunianya, bahkan sebagai pendorong dan penggerak semua tingkah laku manusia. Jiwa ( mind ) merupakan factor utama yang menggerakkan semua aktivitas manusia, badan atau jasmani tanpa jiwa tidak memilki apa – apa

Prinsip-Prinsip Filosofis Aliran Idealisme.
Menurut idealisme bahwa realitas tersusun atas substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide (spirit).
Menurut penganut idealisme, dunia beserta bagian-bagianya harus dipandang sebagai suatu sistem yang masing-masing unsurnya saling berhubungan. Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual.
Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia.
Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia.
Roh pada dasarnya dianggap sebagai suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Demikian pula terhadap alam adalah ekspresi dari jiwa.
Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang theo sentris (berpusat kepada Tuhan), kepada jiwa, spiritualitas, hal-hal yang ideal (serba cita) dan kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak.
Oleh karena nilai-nilai idealisme bercorak spiritual, maka kebanyaakan kaum idealisme mempercayai adanya Tuhan sebagai ide tertinggi atau Prima Causa dari kejadian alam semesta ini.





Implikasi Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme terhadap Pendidikan
Hakikat pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan, tetapi juga harus menuju pada tujuan yaitu dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.
Pendidikan adalah proses melatih pikiran, ingatan, perasaan. Baik untuk memahami realita, nilai-nilai, kebenaran, maupun sebagai warisan sosial.

Tujuan pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagi atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan gabungan antar keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesame manusia. Karena, dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekedar menuntut hak pribadinya, namun hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.

Pendidik dan peserta didik
Peranan pendidik menurut aliran ini adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakikat-hakikat dan pengetahuan yang tepat. Dengan ata lain, pendidik harus menyiapkan situasi dan kondisi yang kondusif untuk mendidik anak didik, serta lingkungan yang ideal bagi perkembangan mereka, kemudian membimbing mereka dengan kasih sayang dan dengan ide-ide yang dipelajarinya hingga sampai ketingkat setinggi-tingginya.
Peserta didik berperan bebas mengembangkan kepribadian dan bakat-bakatnya. (Edward J.Power,1982)[7]. Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual.

Kurikulum
Kurikulum pendidikan idealism berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional (praktis). Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan-kemampuan rasional dan moral. Pendidikan vokasional dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan suatu kehidupan atau pekerjaan.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealism lebih memfokuskan pada isi yang objektif, dan disusun secara fleksibel karena perlu mendasarkan atas pribadi anak.

Metode
Mengajar siswa tidak hanya tentang bagaimana berfikir, tapi apa yang siswa pikirkan menjadi kenyataan dalam perbuatan. Metode mangajar hendaknya mendorong siswa untuk memperluas cakrawala, mendorong berfikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan moral pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan berfikir logis, memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan sosial, miningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia.
Diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi jika ada metode lain yang efektif dan mendukung dapat dimanfaatkan.
 BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Aliran filsafat pendidikan idealisme
filsafat idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu: Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling penting dalam hidup. Dan hakikat akhir alam semesta pada dasarnya adalah nonmaterial.
Jadi secara umum idealisme adalah pandangan yang menganggap hal yang terpenting adalah dunia ide-ide, sebab realitas yang sesungguhnya adalah dunia ide-ide tersebut. Ide-ide tersebut bisa berupa pikiran-pikiran manusia rasional, bisa juga berupa gagasan-gagasan kesempurnaan, seperti Tuhan, dan Moral tertinggi

Prinsip-prinsip aliran filosofis idealisme
Realitas tersusun atas substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide (spirit). .
Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia.
Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia.
Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang theo sentris (berpusat kepada Tuhan), kepada jiwa, spiritualitas, hal-hal yang ideal (serba cita) dan kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak.

Implikasi aliran filsafat pendidikan idealisme terhadap pendidikan
Hakikat pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan, tetapi juga harus menuju pada tujuan yaitu dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.
Tujuan pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Pendidik dan peserta didik
Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.
Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.
Kurikulum
Kurikulum pendidikan idealism berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional (praktis).
Metode
Diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi jika ada metode lain yang efektif dan mendukung dapat dimanfaatkan.

Saran
Demikian yang dapat kami paparkan  mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Untuk mengetahui lebih dalam ada baiknya mahasiswa lebih banyak membaca buku-buku yang terkait dengan makalah ini.
 DAFTAR PUSTAKA

Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan (sistem dan metode). (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Ilmu pendidikans, 1987)
Ramayulis dan  Samsul Niza. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sisitem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya. (Jakarta: Kalam Mulia, 2009)
Sholi, Robbi. http://robisevilla.blogspot.co.id/2013/04/pengaruh-idealisme-dalam-pendidikan_5431.html  diakses pada tanggal 12 oktober 2015 pukul 08.35
Usiono. Aliran – Aliran Filsafat Pendidikan. (Medan: Perdana Publishing, 2011)

0 Response to "MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME"

Post a Comment