PENGERTIAN UMUM ILMU BUDAYA DASAR DALAM AGAMA





PENGERTIAN UMUM ILMU BUDAYA DASAR DALAM AGAMA


A.    Pengertian Umum Ilmu Budaya dalam Agama

Hampir dipastikan sebagian besar orang mengartikan “kebudayaan” sebagian “kesenian”, meskipun sebenarnya kita semua memahami bahwa kesenian hanyalah bagian dari kebudayaan. Hal ini tentulah karena kesenian memiliki bobot besar dalam kebudayaan, kesenian sarat dengan kandungan nilai-nilai budaya, bahkan menjadi wujud dan ekspresi yang menonjol dari nilai-nilai budaya. kebudayaan merupakan gambaran totalitas manusia dalam semua kehidupan masyarakat yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Salah satu syarat yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah keyakinan, yang oleh sebagian orang dianggap sebagai agama.

Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharakan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah  IBD dikembang pertama kali di indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istiah bahasa inggris ”the humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnusyang artinya manusia, berbudaya dan halus.

Yang terpenting bagi manusia adalah untuk mempercayai Tuhan dan perlunya hidup beragama adalah salah satu kebutuhan bagi manusia agar mendapatkan rasa yang aman dan nyaman. Manusia yakin tidak ada daya dan upaya yang mampu mereka lakukan kalau Tuhan sudah berkehendak. Tuhan yang dimaksud tentunya adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Bagi orang yang percaya dan taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, perasaannya akan selalu dilindungi ole-Nya baik dalam keadaan apapun, mereka selalu merasa ada yang menjaga dan melindungi mereka. Kita perlu mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan, mengingat kebutuhan jiwa ataupun rohani yang ada pada diri kita. Namun,jika seseorang tidak mempercayai apalagi tidak beribadah kepada Tuhan YME, niscaya hidupnya tidak akan tenang dan selalu dihantui dengan perasaan resah dan gelisah,maka dari pada itu, penting untuk percaya dan meyakini adanya Tuhan YME yang akan selalu membimbing dan menjaga hamba-hambanya yang yang taat kepada-Nya.
           
Kata agama berasaldaribahasaSansekertadari kata a berartitidakdangama berartikacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau.Jadifungsi agama dalam pengertianinimemeliharaintegritasdariseorangatausekelompok orang agar hubungannya denganTuhan, sesamanya, dan alam


sekitarnyatidakkacau. Ketidak kacauanitudisebabkanolehpenerapanperaturan agama tentang moralitas,nilai-nilaikehidupan yang perlu dipegang, dimaknai dandiberlakukan.
Islam jugamengadopsi kata agama, sebagai terjemahandari kata Al-Din seperti yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an surat3 : 19 ( ZainulArifin Abbas, 1984 : 4). Agama Islam disebut Din dan Al-Din, sebagai lembaga Ilahi untuk memimpin manusia untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Secarafenomenologis, agama Islam dapat dipandangsebagai Corpus syari’at yang diwajibkan olehTuhan yang harus dipatuhinya, karena melaluisyari’atituhubunganmanusiadengan Allah menjadi utuh.Cara pandang inimembuat agama berkonotasi kata benda, sebab agama dipandang sebagaihimpunandoktrin.
Dalam salah satu unsur kebudayaan terdapat sistem religi/kepercayaan. Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dan sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Dari hal tersebut, maka kepercayaan agama dibagi menjadi beberapa kelompok, dan yang akan dibahas disini adalah IBD menurut agama Islam dan agama Buddha.

B.      Arti dan hakekat kebudayaan

Didalam kamus bahasa indonesia dikatakan bahwa budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan ( adat, akhlak, kesenian , ilmu dll). Lima aspek yang berkait dengan arti dan hakekat kebudayaan:
·         Kehidupan Spritual
·         Bahasa dan Kesustraan
·         Kesenian
·         Sejarah
·         Ilmu Pengetahuan

Aspek kehidupan Spritual, mencakup kebudayaan fisik seperti sarana yaitu candi, patung nenek moyang, arsitektur,  peralatan seperti pakaian, makanan, alat-alat upacara. Dan mencakup sistem sosial, seperti upacara-upacara yaitu kelahiran, pernikahan, kematian. Adapun aspek bahasa dan kesusteraan mencakup bahasa daerah, pantun, syair, novel-novel.


C.    Konsepsi IBD Dalam Agama

1.      Agama Islam
Islam adalah agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rohmat bagi alam semesta, ajaran-ajaran nya selalu menbawa manusia kemaslahatan bagi kehidupan didunia. Allah swt sendiri telah menyatakan hal ini, sebagaimana yang tersebut dalam( QSToha : 2 ) : “ Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kapadamu agar kamu menjadi susah “. Artinya bahwa umat manusia yang mau mengikuti petunjuk Al Qur’an ini, akan dijamin oleh Allah bahwa kehidupan mereka akan bahagia dan sejahtera dunia dan akherat. Sebaliknya siapa saja yang membangkang dan mengingkari ajaran Islam ini, niscaya dia akan mengalami kehidupan yang sempit dan penuh penderitaan.

Ajaran-ajaran Islam yang penuh dengan kemaslahatan bagi manusia ini, tentunya mencakup segala aspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun bentuk kegiatan yang dilakukan manusia, kecuali Allah telah meletakkan aturan-aturannya dalam ajaran Islam ini. Kebudayaan adalah salah satu dari sisi penting dari kehidupan manusia, dan Islam pun telah mengatur dan memberikan batasan-batasannya.

Agama merupakan suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola perilaku yang memenuhi syarat, agama mempunyai kitab suci yang berfungsi sebagai tuntunan hidup bagi penganutnya. Komponen-komponen atau unsur-unsur yang penting dalam agama:
·         Keyakinan manusia
·         Kepercayaan manusia kepada Sang Pencipta
·         Ada nya kekuatan ghaib

Indonesia merupakan Negara dengan penganut agama Islam terbesar ataupun terbanyak di seluruh dunia,bahkan jauh lebih banyak dari negara-negara yang berada di jazirah Arab, seperti Arab Saudi,Iran,Iraq,dll.,yang notabenenya merupakan Negara Islam. Populasi penduduk yang beragama Islam sendiri di Indonesia mencapai sekitar 190 juta orang.

Banyak sekali tradisi islam yang berkembang di Indonesia,dari segi budaya dan juga musik, tidak berbeda dengan cara orang-orang muslim terdahulu yang berasal dari jazirah Arab yang menyebarkan agama Islam masuk ke Indonesia,budaya dan juga musik Islami yang berkembang di Indonesia juga sangat kental dengan aliran yang dibawa orang-orang muslim terdahulu, sebagai contoh dari alat musik yaitu rebana,yang berasal dari jazirah Arab.
           
Dari segi kebudayaannya,sangat beragam sekali yang berkembang di tanah air,salah satu contoh seperti misalnya seperti marhaban anak yang baru saja lahir,dalam Islam proses ini diwajibkan bagi anak yang lahir dari orang tua yang muslim,jika anak yang lahir laki-laki maka wajib untuk akikah 2 ekor kambing,jika anak perempuan hanya seekor kambing saja.

Contoh lain adalah pada saat lebaran idul fitri,maka ada suatu budaya turun temurun yang berkembang di Indonesia yaitu halal bi halal atau bertamu dan berkunjung ke rumah tetangga dan sanak saudara mereka masing-masing, ini yang tidak ada di jazirah Arab dan hanya ada di Indonesia,itulah budaya-budaya yang Islam berkembang di Indonesia. Pada intinya segala sesuatu yang kita lakukan tersebut adalah untuk menjalin silaturahmi antar sesama muslim dan tentu saja untuk beribadah kepada Allah SWT.

Agama Islam banyak mengajarkan norma-norma penting dalam kehidupan. Melalui pelajaran agama islam kita banyak diberikan ilmu-ilmu penting mengenai agama. Di dalam agama islam pula kita mengetahui budaya-budaya agama kita yang menjadi ciri khas dan karakteristik dari penganut agama ini.
           
Agama Islam juga membawa perubahan sosial, budaya, serta memperhalus dan memperkembangkan budaya Indonesia.

Berikut contoh budaya-budaya agama islam :
·         Memberikan salam dengan ucapan “Assalamualaikum”
·         Mengadakan acara akikah unutk bayi yang baru lahir
·         Hajatan/syukuran
·         Yasinan yang dilakukan rutin setiap minggu

Contoh budaya-budaya agama islam diatas menunjukkan bahwa budaya dasar sangat erat kaitannya dengan agama. Setiap agama memiliki budaya-budaya yang berbeda namun semua itu tidak menjadi pembeda antara kita dengan penganut agama lain. Justru semua itu membuat kita untuk terus saling menghormati dan menghargai antar sesama penganut agama.

Dalam agama islam juga diajarkan bagaimana kita menghargai dan menghormati agama lain. Diantaranya menghormati dan menghargai setiap budaya-budaya yang ada di dalam agama tersebut. Seperti kita menghormati adanya Perayaan Hari Natal untuk yang beragama kristen,dan lain-lain.

Islam sebagai Budaya dalam perspektif masyarakat Jawa
Keberadaan Islam di Indonesia secara historis tidak terlepas dari sejarah Islam masuk Pertama kali di Tanah Jawa. Menurut salah satu Literatur dengan judul ” Jejak Kanjeng Sunan,  Perjuangan Wali Songo ”(1999)  yang diterbitkan oleh Yayasan Festival Walisongo; dalam sejarah Syeh Maulana Malik Ibrahim menceritakan bahwa masuknya Islam di Jawa Pertama kali dibawa oleh Syeh Maulana Malik Ibrahim dan sebagai pendiri Pondok Pesantren Pertama di Indonesia.

Menurut buku ” Jejak Kanjeng Sunan,  Perjuangan Wali Songo ”(1999). Para ahli berpendapat bahwa sekitar tahun 1416 M agama Islam sudah mulai dikenal oleh masyarakat Jawa, bahkan menurut sumber Tiongkok, ketika perutusan Tiongkok datang ke Jawa Timur 1413 M, mereka melihat adanya tiga masyarakat, yaitu :

·         Orang – orang Islam yang berpakaian bersih, hidupnya teratur dan makanannya enak-enak.
·         Orang – orang Cina yang pola hidupnya hampir sama dengan orang Islam, bahkan di antara mereka banyak yang sudah muslim.
·         Penduduk setempat yang masih kotor-kotor, tidak bersongkok dan tidak bersepatu.

Pada masa itu, masyarakat Jawa pada umumnya adalah penganut animisme dan dinamisme yang juga sebagai pemeluk agama Hindu/Budha dan berada dibawah pemerintahan kerajaan Mojopahit. Masyarakat menganut struktur  sosial yang berkasta, yaitu kasta sudra, kasta waisya, kasta ksatria dan kasta brahmana. Model masyarakat inilah yang menjadi obyek dakwah para penyebar agama Islam, walaupun mereka bukan orang Jawa asli tetapi mampu mengantisipasi keadaan masyarakat yang dihadapinya.

Sebagaimana sudah menjadi wacana yang amat familiar dalam dunia akademik, Geertz menulis sebuah buku yang amat menggemparkan jagat akademik Indonesia: The Religion of Java. Dalam buku yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tentang Agama masyarakat Jawa ini, memaparkan tipologi atau kategori agama masyarakat Jawa melalui tiga varian yang disebutnya: Abangan, Santri, dan Priyayi, seperti yang dikutip diatas. Menurut Geertz, tiga varian keberagamaan masyarakat Jawa diambil dari istilah yang digunakan oleh orang Jawa sendiri ketika mendefinisikan kategori keagamaan mereka.

Deskripsi singkat dari tiap-tiap tipologi keagamaan tadi dapat dikemukakan demikian:

 Pertama, Abangan. Istilah ini didefinisikan oleh Geertz sebagai teologi dan ideologi orang Jawa yang memadukan atau mengintegrasikan unsur-unsur animistik, Hindu, dan Islam. Pengejawantahan dari kelompok sosial Abangan ini dapat dilihat dalam berbagai kepercayaan masyarakat Jawa terhadap berbagai jenis makhluk halus, seperti memedi (suatu istilah untuk makhluk halus secara umum), tuyul (makhluk halus yang menyerupai anak-anak, tapi bukan manusia), lelembut (makhluk halus yang mempunyai sifat kebalikan dari memedi, yaitu masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan seseorang jatuh sakit atau gila), dan sebagainya. Kalangan Abangan juga sangat rajin dalam mengadakan berbagai upacara slametan, seperti: Slametan kelahiran, Slametan khitanan, Slametan perkawinan, Slametan kematian, Slametan desa, Slametan Suro (bersih deso).

Kedua, Santri. Geertz mendefinisikan santri sebagai orang Islam yang taat pada ajaran-ajaran atau doktrin agama dan menjalankannya secara taat berdasarkan tuntunan yang diberikan agama. Dengan definisi itu, agaknya kata lain yang lebih cocok untuk menyubstitusi istilah santri adalah Muslim sejati. Berbeda dengan kalangan Abangan yang cenderung mengabaikan terhadap berbagai ritual Islam, kalangan santri ini justru sangat patuh terhadap doktrin Islam dan ritual, dengan titik kuat pada keyakinan dan keimanan. Tampaknya, dalam penelitian Geertz, tipologi Santri ini juga mempunyai sub-sub tipologi atau subvarian, yaitu ada yang disebut santri konservatif dan santri modern. Santri konservatif atau santri kolot adalah kelompok santri yang cenderung bersikap toleran terhadap berbagai praktik keagamaan setempat yang merupakan warisan nenek moyang, seperti tradisi slametan. Santri konservatif ini juga diindikasikan dengan masih kuatnya mereka berpegang pada rujukan Kitab Kuning dalam kelompok santri konservatif ini. Sementara itu santri modern adalah mereka yang cenderung meninggalkan ritualitas konservatif tersebut.

Ketiga, Priyayi. Geertz mendefinisikan priyayi sebagai kelompok orang yang mempunyai garis keturunan (trah) bangsawan atau darah biru, yakni mereka yang mempunyai kaitan langsung dengan raja-raja Jawa dahulu. Tampaknya, varian ini mengalami pemekaran makna yang cukup signifikan. Saat ini, mereka yang mempunyai status sosial cukup tinggi, baik karena banyak harta atau mempunyai jabatan tertentu, dapat dikategorikan sebagai kalangan priyayi modern. Pengejawantahan dari kelompok sosial priyayi ini dapat dilihat dalam berbagai etiket, seni dan praktik mistik. Etiket di kalangan Priyayi menyangkut bahasa lisan dan bahasa sikap. Bahasa lisan terlihat dari tingkatan bahasa yang dipakai dalam percakapan sehari-hari. Sementara itu, aspek seni dan kepercayaan priyayi dinyatakan dalam berbagai manifestasi, seperti yang dinyatakan dalam bentuk tembang atau disebut juga dengan istilah wirama. Adapun aspek mistik merupakan kelanjutan dari aspek seni tadi. Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya praktik mistik ini adalah mencapai kejernihan pengetahuan yang dalam.

Pengaruh  Islam dapat dikatakan tidaklah terlalu besar. Agama ini hanya menyentuh kulit luar budaya Hindu-Budha-Animistis yang telah berakar kuat. Akibatnya Islam menurut pendapat Geertz, C (1975)” Islam tidak bergerak ke wilayah baru, melainkan ke salah satu wilayah bentukan politik,estetika, religius dan sosial terbesar di Asia, yakni kerajaan Jawa Hindu/Budha, yang walaupun pada masa itu mulai melemah, telah berakar kuat di masyarakat Indonesia (khususnya di Jawa, walau tak hanya disana).



Hubungan Islam Dan Budaya
Sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker, dalam bukunya Filsafat Kebudayaan menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama  merupakan keyakinan hidup rohani penganut atau pemeluknya, keyakinan ini disebut Iman, Iman merupakan keyakianan dan kepercayaan terhadap tuhan , sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sebaliknya menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologi mengatakan bahwa manusia mempunyai akal-pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol agama. Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak mampu  mencapai hakekat dari ayat-ayat dalam  kitab suci masing- masing agama, mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada.

Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 : “ ( Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yan hina ( air mani ). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya “

Selain menciptakan manusia, Allah swt juga menciptakan makhluk yang bernama Malaikat, yang hanya mampu mengerjakan perbuatan baik saja, karena diciptakan dari unsur cahaya. Dan juga menciptakan Syetan atau Iblis yang hanya bisa berbuat jahat , karena diciptkan dari api. Sedangkan manusia, sebagaimana tersebut di atas, merupakan gabungan dari unsur dua makhluk tersebut.

Filsafat Agama Islam Yang Berhubungan Dengan IBD
Filsafat berasal dari kata yunani, yaitu “Phitosophia”, kata yang berangkai dari kata “Phielen”, yang berarti nien cinta, dan sophia berarti kebijaksanaan. Philosophia berarti cinta akan kebijaksanaan. Orang yang bersifat atau orang yang melakukan filsafat disebut “Filsuf” atau “Filosof”, artinya pecinta kebijaksanan.

Pembentukan kata kata filsafat menjadi kata indonesia diambil dari kata barat fil dan safat dari kota Arab sehingga menjadi gabungan antara keduanya dan menimbulkan kata filsafat. Jadi, secara sederhana “Filsafat” adalah hasil kerja berfikir dalam mencari hakikat segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan universal.Filsafat islam adalah hasil pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran islam dalam suatu aturan pemikiran yamg logis dan sistematis.

Dalam perkembangan akhir-akhir ini, cakupan filsafat islam itu diperluas kepada segala aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam khasanah pemikiran keislaman, yang meliputi bukan saja di perbincangkan oleh para filsuf yang mencakup ilmu kalam, usul fikih, dan tasawuf.Filsafat secara umum adalah meliputi didalamnya ilmu kalam, ilmu ushui fikih, ilmu tasawuf dan ilmu pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh ahli pikir islam.

Ada latar belakang para filsuf memberi istilah terntang filsafat islam yaitu:
·         Para filsuf yang tercatat memberi sumbangan pengetahuan kepada   perkembangan ilmu ini sendiri menamakannya dengan filsafat islam. Filsuf tersebut antara lain Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Rusyd.

·         Bahwa islam bukan sekedar nama agama, tetapi juga mengandung unsur budaya dan peradaban. Sejak lahirnya islam telah merupakan kekuatan politik yang telah berhasil mempersekutukan berbagai suku bangsa menjadi satu umat dalam keahliankalam islam.

·         Filsafat islam tidak mungkin terbina tanpa dawlah islamiyah persoalan dibahas juga persoalan agama islam, maka tepat menamakannya filsafat islam.

Hakikat Seni Kebudayaan Musik Dan Seni Rupa Persepektif Islam.
Pada umumnya orang ‘Arab berbakat musik sehingga seni suara telah menjadi suatu keharusan bagi mereka semenjak zamān jāhilliyah. Di Hijāz kita dapati orang menggunakan musik mensural yang mereka namakan dengan IQA (irama yang berasal dari semacam gendang, berbentuk rithm). Mereka menggunakan berbagai intrusmen (alat musik), antara lain seruling, rebana, gambus, tambur, dan lain-lain.

Setelah bangsa ‘Arab masuk Islam, bakat musiknya berkembang dengan mendapat jiwa dan semangat baru. Pada masa Rasūlullāh, ketika Hijāz menjadi pusat politik, perkembangan musik tidak menjadi berkurang.

Dalam buku-buku Hadīts terdapat nash-nash yang membolehkan seseorang menyanyi, menari, dan memainkan alat-alat musik. Tetapi kebolehan itu disebutkan pada nash-nash tersebut hanya ada pada acara pesta-pesta perkawinan, khitanan, dan ketika menyambut tamu yang baru datang atau memuji-muji orang yang mati syahīd dalam peperangan, atau pula menyambut kedatangan hari raya dan yang sejenisnya.

Penyebaran Agama Islam melalui Seni Budaya
Artinya,penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema  ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.

Kebudayaan Indonesia yang bercorak islam terus berkembang dan dilaksanakan. Sebagai contoh yakni marhaban anak yang baru saja lahir,dalam Islam proses ini diwajibkan bagi anak yang lahir dari orang tua yang muslim,jika anak yang lahir laki-laki maka wajib untuk akikah 2 ekor kambing,jika anak perempuan hanya 1 ekor kambing.
           
Terdapat pula aliran musik di Indonesia yang beraliran dan bernuansa islami yanga merupakan proses masuknya islam melalui seni budaya. Seperti halnya rebana dan rebab yang juga merupakan alat musik khas negara-negara timur tengah.

Sikap islam terhadap kebudayaan
Islam dapat mengatur dan membimbing masyarakat menuju hidup yang baik dan seimbang, dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.

Dalam penjelasan UUD  pasal 32  disebutkan : “ Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Idonesia “.  Islam telah membagi budaya menjadi tiga bagian yaitu:
·         Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan islam
Contohnya: seorang wanita muslimah tidak diperkenankan menikah dengan seorang kafir.
·         Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam
Contohnya: tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam , seperti lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang. Islam datang untuk meronstruksi budaya tersebut, menjadi bentuk “ Ibadah” yang telah ditetapkan aturan-aturannya.

·         Kebudayaan yang bertantangan dengan islam
Contohnya: budaya ngaben  yang dilakukan oleh masyarakat Bali.

Pengaruh timbal balik antara agama dan budaya
Ajaran Islam yang demikian telahmendorongumatnyauntukmengerahkansegaladayadanupayabagikebaikandankesejahteraanumatmanusia, termasuk dalampengembangankebudayaan.Upaya-upayatersebutkemudiantelahmenghasilkansuatuprestasiperadabanbaru yang tinggi yang dikenal dengan “peradaban Islam” yang dalam sejarahnyatelahmemberikanandil yang cukup besarbagikemajuanperadabandunia.Ayat-ayatAlquranmemangbanyakmemberikandorongankepadaumatmanusiabagipengembangankebudayaan.
Sifat akomodatif Islam terhadap budaya tidak berarti bahwa Islam menerima begitu saja segala wujud kebudayaan yang ada.Karena jika demikian Islam seolah-olah dipahami tidak memiliki nilai-nilai dasar bagi pengembangan kebudayaan.
Motivasi yang diberikan Alquran dan hadis nabi dalam hal pengembangan budaya dalam sejarah Islam terbukti telahmenghasilkanpretasibudaya yang luar biasa. PuncaknyasebagaimanaterlihatpadamasaAbbasiah yang kemudian dikenaldengankebudayaan Islam.Prestasi demikiandidukungolehperanpenguasa Islam (khalifah), yang memberikan perhatianterhadappengembanganbudaya. Para ilmuwan sangat dilindungi, diberikan perhatian yang istimewa oleh parapenguasatanpamemandanglatarbelakangilmuwantersebut: apakah beragama Islam atautidak, bangsa Arab atau tidak. Tidak hanya itu, orang-orang yang kaya yang memiliki harta berlimpahjugaumumnyasangatmenaruhperhatian yang cukup besar dalam hal pengembangan budaya.Sebagianhartamerekadigunakanuntukpengembanganbudaya. Dengan kata lain segenapelemenmasyarakatterlibatdanmendukungdalamhalpengembanganilmudanbudaya. Kondisi demikianlah yang menyebabkan umat Islam berhasil menjadi bangsa yang besar, bangsa yang memiliki prestasi luar biasa dalam melahirkan budaya, yang dikenal dengan kebudayaan Islam. Kebudayaan ini sesungguhnya lahir dari kemampuan umat Islam dalam mengembangkan berbagai budaya yang telah berkembang dan mapan pada masa sebelumnya, terutama kebudayaan Romawi, dan Persia.
Kebudayaan yang dikembangkan oleh umat Islam tersebut meliputi berbagai bidang keilmuwan, seperti Medis, Astronomi, Fisika, Matematika, arsitektur, dan ilmu-ilmu lain di samping ilmu agama. Ilmuwan-ilmuwan yang sangat berjasadalampengembanganilmutersebut di antaranya adalahIbn. Rusyd, Al-Farabi, Al-Kindi (Filosof), Ibn. Sina (Kedokteran), Al-Mawardi (Tatanegara), Al-Biruni (Fisika), Al-Khawarizmi, Umar Khayyam (Matematika), dan lain-lain.
Kebudayaan Islam pada masa itu dianggap sebagai yang spektakuler’ sungguh prestasi budaya yang sangat tinggi di saat kebudayaan lain, khususnya Eropa masih dalam tahap kemunduran .
Hubungan yang terjalin di antar agama dan kebudayandapatdilakukandenganmengenalsecarautuhesensi, tujuan, danperan agama dan kebudayaandalammasyarakat.
Meski sebagian orang mengingkari adanyahubunganantara agama dan kebudayaan namun sejatinya pandangan ini tidak memiliki dasar dan pijakan.Adapunperkarabahwasebagianunsurdarikebudayaanlantarantidaksejalandengantujuan-tujuantransedental agama samawiya itusampainyamanusiakepadakesempurnaan, bertolak belakangdengan agama atasalasaninitidakditerimaoleh agama, merupakanperkara yang jelas.Akan tetapibanyakunsurkebudayaan yang sejalandengan program dan agenda agama.Dan adalahsuatuhal yang wajar apabilamendapatkansokongan agama. Dari sisi yang lain, banyak haldarikebudayaan yang disuguhkan dalamtataran nilai-nilai yang dimunculkan dari agama.
Beberapa pengaruh timbal balik antara agama dan budaya yaitu:
·         Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok / masyarakat / suku / bangsa.
·         Kebudayaan cenderung mengubah-ubah keaslian agama sehingga menghasilkan
Agama berfungsi mengatur dan mempengaruhi sekaligus membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa yang ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur masyarakat, adat  istiadat

2.      Agama Budha
Terdapat bukti yang kuat bahwa agama Buddha masuk ke Indonesia pada abad ke-2 Masehi, yakni dengan ditemukannya arca Buddha dari perunggu di Sempaga (Sulawesi Selatan). Arca Buddha ini, merupakan bukti tertua adanya pengaruh budaya India di Indonesia. Penemuan arca itu juga sangat penting sebab memberikan petunjuk kepada kita terhadap taraf hidup dan budaya rakyat Indonesia pada waktu itu.

Dilihat dari ciri-cirinya, arca tersebut diperkirakan berasal dari langgam Arca Amarawati, India Selatan (abad 2–5 SM). Ada kemungkinan bahwa arca ini merupakan barang dagangan atau mungkin juga barang persembahan sesuai bangunan suci agama Buddha. Arca sejenis juga ditemukan di Jember, Jawa Timur dan di Bukit Siguntang (Sumatra Selatan). Adapunn di Kutai, Kalimantan Timur ditemukan arca Buddha yang memperlihatkan arca seni Gandhara, India Utara.

            Perkembangan Tradisi Agama Buddha
Sikap aktif selektif diterapkan bangsa Indonesia terhadap kebudayaan dari luar, artinya kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia diseleksi dan disesuikan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karena itu, setelah agama dan kebudayaan Buddha masuk ke Indonsia terjadilah akulturasi. Perwujudan akulturasi antara kebudayaan Agama Buddha dengan kebudayaan Indonesia, antara lain:

a.  Seni Bangunan
Wujud akulturasi seni bangunan terlihat pada bangunan candi, salah satu contohnya adalah Candi Borobudur yang merupakan perpaduan kebudayaan Buddha yang berupa patung dan stupa dengan kebudayaan asli Indonesia, yakni punden berundak (budaya Megalithikum).

b.  Seni Rupa dan Seni Ukir
Akulturasi di bidang seni rupa dan seni ukir terlihat pada Candi Borobudur yang berupa relief Sang Buddha Gautama (pengaruh dari Buddha) dan relief perahu bercadik, perahu besar tidak bercadik, perahu lesung, perahu kora-kora, dan rumah panggung yang di atapnya ada burung bertengger (asli Indonesia). Di samping itu, ragam hias pada candi-candi Agama Buddha dan motif-motif batik yang merupakan perpaduan seni India dan Indonesia.

c.  Aksara dan Seni Sastra
Pengaruh budaya Agama Buddha salah satunya menyebabkan bangsa Indonesia memperoleh kepandaian membaca dan menulis aksara, yaitu huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Kepandaian baca-tulis akhirnya membawa perkembangan dalam seni sastra. Misalnya, cerita Mahabarata dan Ramayana berakulturasi menjadi wayang "purwa" karena wayang merupakan kebudayaan asli Indonesia. Demikian juga kitab Mahabarata dan Ramayana digubah menjadi Hikayat Perang Pandawa Jaya dan Hikayat Sri Rama, dan Hikayat Maharaja Rahwana.

Cinta Menurut Agama Buddha
Agama Buddha tidak Alergi dengan istilah "cinta." Terbukti dalam Nikaya Pali, yaitu: Dhammapada ada satu bab yang diberi judul: Piya Vagga yang berarti kecintaan. Begitu pula dalam Majjhima Nikaya terdapat sutta yang berjudul Piyajatika Sutta, khotbah tentang orang-orang tercinta.

Dalam Bahasa Pali juga ditemukan beberapa istilah cinta, seperti: piya, pema, rati, kama, tanha (jawa trenso), ruci, dan sneha yang memiliki arti: rasa sayang, kesenangan, cinta kasih sayang, kesukaan, nafsu indera (birahi), kemelekatan, dsb, yang terjalin antara dua insan berbeda jenis atau cinta dalam lingkup keluarga.

D.    PenerapanHubungan Agama dan KebudayaandalamKehidupanSehari-hari
            Dalamkehidupansehari-haridapatdiambilbeberapacontohhubungan agama dan kebudayaan.
            Pertama, ketika seseorang berpindah agama cara berfikir dan cara hidupnya dapat berubah secara signifikan. Dapat dilihat seseorang yang beragama Kristen pindah menjadi agama islam maka pandangan hidupnya akan berubah pula, missal: cara pandang mereka dalam berpakaian ketika mereka beragama Kristen cara berpakaian mereka kurang menutupaurat, tetapiketikamerekatelahberagama islamcaraberpakaianmerekamenutupaurat.
            Kedua, ketika ibadah hari raya idul fitri, hari raya ini dalam praktiknya tidak lagi menjadi perayaan “khas” penganut agama islam tetapi sudah lebih merupakan tradisi bagi segenap masyarakat Indonesia. Saling maaf memaafkan yang dulu tidak pernah terjadi di negeri-negeri timur tengah, tetapi masyarakat Indonesia justru dijadikan momemtum untuk membangun kembali tali persaudaraan seta kesetiakawanan lintas etno-religius.


Daftar Pustaka


http://ahmadzain.wordpress.com/2006/12/08/relasi-antara-islam-dan-kebudayaan/

Joeyz, Iwan. Hubungan Agama dan Budaya.

Http://ukpkstain.multiply.com/journal/item/49. Diakses tanggal 1 Desember 2009.

Amin Abdullah, M., 1996. Studi Agama, Normativitas atau Historisitas, Pustaka
 Pelajar: Yogyakarta.

Geertz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama. Kanisius: Yogyakarta.





Ishomuddin, 1997. Sosiologi Pespektif Islam. Malang: UMM Press.





Mustopo, Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Usaha Nasional. Surabaya-Indonesia

Jabrohim, dkk.1995. Islam Dan Kesenian. Majelis Kebudayaan Muhammadiyah
 Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta

http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/modul-ibd/

http://ajinovyanw.blogspot.com/2012/03/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-agama.html

Aji.2012.konsepsi ilmu budaya dasar dalam agama.http://ajinovyanw.blogspot.com/
Bayu.artikel social budaya islam sebagai ideology bangsa.http://bayu96ekonomos. wordpress.com/.

Anonim.2009.hubungan antara agama.http://www.pakbendot.com/.

Putri Julica. 2011.filsafat ilmu hubungan iptek agama           budaya.http://mawarputrijulica.wordpress.com/

Putri Julica. 2011.filsafat ilmu hubungan iptek agama             budaya.http://mawarputrijulica.wordpress.com/diakses pada tanggal 7 november
 2012

Bayu.artikel social budaya islam sebagai ideology bangsa.http://bayu96ekonomos. wordpress.com/. diakses pada tanggan 7 november 2012

Aji.2012.konsepsi ilmu budaya dasar dalam agama.http://ajinovyanw.blogspot.com/
            diakses pada tanggal 7

Anonim.2009.hubungan antara agama.http://www.pakbendot.com/. diakses pada tanggal
 7 November 2012

Deriansyah. Tulisan ilmu budaya dasar.http://deriansyah10.blogspot.com/. diakses pada
 tanggal 7 November 2012

Anonym.2010. makalah ilmu budaya dasar. http://alecazry.blogspot.com/ diakses pada 7
 Novemeber 2012






-->

0 Response to "PENGERTIAN UMUM ILMU BUDAYA DASAR DALAM AGAMA"

Post a Comment